Minggu, 19 Desember 2010

SEJARAH PONDOK PESANTREN SABILUL HADI





Pondok Pesantren Sabilul-Hadi didirikan oleh K.H Yusuf bin Ahmad, pada tahun 1867 M. Pada masa itu Pondok Pesantren Sabilul Hadi hanya sebuah surau yang hanya bisa menampung masyarakat untuk sholat berjamaah, pada saat itu masyarakat Surodadi belum banyak memahami tentang syari’at islam, hal ini ditandai masih banyaknya perempuan yang tidak menutup auratnya sesuai dengan syari’at, banyak pula masyarakat yang belum mengerjakan kewajiban sholat dan ibadah wajib lainnya, serta belum mampu dalam hal baca tulis al-Qur’an. Dan saat ini kegiatan-kegiatan islami telah banyak dilakukan di surau tersebut berkat kegigihan dari K.H Yusuf bin Ahmad, yang mulai merintis dengan mengadakan kegiatan pengajian-pengajian setiap malam, sore dan pagi, dan yang hadir sekitar dua puluh orang, pendatangnya tidak hanya masyarakat setempat namun juga masyarakat sekitarnya, bertujuan untuk ngangsu kaweruh (menuntut ilmu). Setiap tahunnya hampir sekitar lima belas santri yang diterjunkan ke masyarakat untuk turut serta membina masyarakat. 

Setelah sekian tahun mengabdikan dirinya untuk mengembangkan agama Islam di desa tersebut, telah banyak mengalami perkembangan kerohanian. K.H Yusuf wafat tahun 1892 M, dan putranya yang bernama K.H Mahfudz meneruskan perjuangan ayahnya dari tahun 1892-1928 M dan dilanjutkan kembali oleh K.H Asro, mulai tahun 1928 M-1976 M. Sejak saat itulah pondok pesantren tersebut berkembang pesat dan mempunyai ratusan santri yang tersebar di Nusantara antara lain di Pulau Jawa khususnya, Sumatera dan Sulawesi. Ilmu yang dipelajari adalah tentang sholat, ilmu hukum, dan baca al-Qur’an serta belajar ilmu nahwu, shorof sebagai kunci dan rumusan dalam membaca kitab gundul atau biasa yang disebut kitab kuning. Setiap tahun pesantren tersebut mampu mencetak kader-kader ulama’ yang siap untuk berjuang memperjuangkan agama islam.

Gb. 01 - 
KH. ABDURROHIM ASRO
(1887-1976)

Pondok Pesantren Sabilul-Hadi berkembang cukup pesat semenjak diasuh oleh K.H Asro. Beliau adalah pribadi yang penuh semangat, berdedikasi tinggi, disertai dengan keimanan dan bekal pengetahuan agama yang tinggi. Pada masa itu pondok pesantren tersebut bahkan masuk ke dalam daftar data pesantren yang berpotensi dengan nomor 512332001021. Tahun 1976 M. K.H Asro wafat, kemudian kepemimpinan
diteruskan oleh menantunya K.H Jasikun, beliau mempunyai semangat juang yang sama dari para tokoh sebelumnya, yakni K.H Yusuf, K.H Mahfudz, dan K.H Asro Pondok Pesantren Sabilul-Hadi semakin berkembang, baik dari sarana maupun kegiatan-kegiatan yang di laksanakan. Dari aspek fisik misalnya ; pembangunan pondok pesantren untuk putri dan renovasi asrama putri. Dalam kegiatan muwadda’ah, khoul para kyai yang telah wafat, yang setiap tahunnya diperingati dengan mengadakan kegiatan-kegiatan, semacam dialog interaktif, lomba-lomba yang akan diikuti para santri dan pengajian umum.

Gb. 02
KH. JASICHUN
(1942-2006)


Pondok Pesantren Sabilul-Hadi berusaha terus untuk meningkatkan mutu keilmuan yang diajarkan, terutama dalam hal baca tulis kitab kuning. 
  •   Sistem Weton :
  1. Fathul Qarib
  2. Fathul Mu’in
  3. Ta’limul Muta’allim
  4. Bulughul Marom
  5. Tanqihul Qaul
  6. Riyadlus-Shalihin
  7. Alfiyah ibnu Malik
  8. Tafsir Jalalain 
  •  Sistem Sorogan
  1. Safinatun Najah (Fiqh)
  2. Sulamut Taufiq
  3. Tijan Durori
  4. Tasrifan (Sharaf)
  5. Bina’wal Izi
  6. Jurumiyah
  7. Mutammimah
  8. Qawaidul I’rab
  9. Waraqat
  10. Latiful Isyarat
  11. ‘Araudh
  12. Sulam Munawaraq
  13. Jawahirul Maknun
  14. Lubbul Ushul    

Selain dari kajian kitab–kitab kuning tersebut, Pondok Pesantren Sabilul-Hadi juga mengadakan kegiatan-kegiatan seperti Pelatihan Khitobah, Al-Qur’an bil Tartil, baca Al-Barjanzi, Qiro’ah, Fasholatan, Seni Rabana dan Olah raga

Tanggal 9 Juli 2005 Pondok Pesantren Sabilul-Hadi secara kelembagaan telah menjadi sebuah yayasan dan sekarang masih dalam proses pelegalan secara hukum positif yang di buat oleh Notaris M. Dahlan Kosim S.H, jika sebelumnya tidak seperti hal di atas.

Adapun jumlah santri yang tercatat Tahun ajaran 2005-2006 mencapai 518, dengan data sebagai berikut :
a. Dalam Kabupaten : 401 putra/putri
b. Luar Kabupaten : 109 putra/putri
c. Luar Propinsi : 8 putra